Posts

Showing posts from 2019

Lulus S1, Mau Lanjut atau Mau Kerja Cuy ?

Anak-anak kelahiran tahun 1997 sekarang mengalami masa-masa bingung. Kenapa disebut masa-masa bingung ? bingung memilih masa depan tepatnya sih. di satu sisi bingung mau kerja atau lanjut S2. menurut hasil survei pribadi yang dilakukan oleh penulis dari 200 mahasiswa FP Universitas Brawiajaya yang dipilih secara acak hasilnya 70 % memilih kerja dan 20 % melanjutkan S2 dan 10 % abstain. ketika ditanya alasan mereka memilih kerja karena sudah bosan kuliah di pertanian, orang tua tidak punya dana untuk menyekolahkan anaknya lagi dan bosan jika harus melakukan penelitian lagi di bidang pertanian. jika menilik alasan freshgraduate yang ingin kuliah S2 sangat mengejutkan jawabannya. alasannya ingin mengisi waktu luang dan persinggahan sementara jika nanti sudah dapat kerja maka kuliah ditinggalkan. sangat mengejutkan jika alasan mengisi waktu luang karena belum dapat kerja maka alternatifnya coba-coba kuliah S2. seperti yang kita tahu bahwa kuliah S2 sangatlah mahal dibandingkan S1 dan le...

All about toxic positivity

Setiap hari bahkan setiap detik, kita sering mendengar ayo jangan menyerah atau semangat kawan. Kata-kata itu memiliki dua makna bsa positif atau negatif. Dapat dibilang bermakna positif jika memberi efek yang baik dan membuat kita bersemangat. Namun, dapat bermakna negatif, jika membuat kita menjadi merasa rendah diri, pesimis dan menyebabkan gangguan psikis. Apalagi jika yang memberi semangat adalah orang yang lebih sukses dan beruntung segalanya dari kita. Kemudian efek yang ditimbulkan menyebabkan kita bertanya-tanya pada diri kita ‘enak ya hidup lu selalu mujur dan apa yang lo cita-citakan selalu terwujud’. Kata-kata semangat yang tadinya ditujukan untuk memberi efek positif justru menjadi kata-kata yang bersifat  toxic alias racun bagi tubuh, hati dan pikiran. Pada 11 Februari 2019 lalu, dr. Jiemi Ardian, seorang residen psikiatri di RS Muwardi Solo, mengunggah pesan di akun Instagramnya tentang toxic positivity. Dalam unggahan tersebut, ia mendikotomi antara ekspresi...

Waspada dengan fake friend !!

Image
Kita berkali-kali dalam hidup menemukan orang-orang yang menampilkan diri mereka sebagai teman. Kita percaya pada mereka, menghabiskan waktu bersama mereka, tapi setelah beberapa saat, untuk alasan apapun, sifat asli mereka terlihat. Mereka mengabaikan saat kita butuh bantuan, atau datang saat ada maksud, bahkan menggunakan kita sebagai alat untuk mengambil keuntungan sendiri. Saat dua orang teman akrab bertengkar,   salah satu orang menyebarkan aib atau bahkan fitnah yang tidak berdasar sebagai ungkapan kekecewaan. Seharusnya sebagai teman kita tidak boleh menyebarkan aib teman kita saat bertengkar karena itu perbuatan yang sangat memalukan. Dilansir   dari tribunstyle.com Orang-orang seperti ini sulit dikenali, namun mereka cenderung masuk pada 7 kategori ini: 1. Complimenter  Mereka memberikan pujian dan penghargaan untuk mendekati Anda dengan cepat, Anda perlu mempertanyakan mengapa mereka ingin mendekati Anda begitu cepat.  Itu bisa berarti mereka...

Fenomena Hoax

Hoax lagi hoax lagi seakan gak pernah ada habis nya. Hoax atau yang dikenal penyebarluasan isu bohong ini sedang marak di masyarakat. kenapa disebut hoax ? karena berita yang disebarluaskan belum tentu benar dan belum tentu salah. Tetapi 99% bohong adanya alias palsu. mungkin di era 70 hingga 80 an jarang sekali ada kabar hoax. Namun, di era 90 an hingga sekarang hoax pun merajalela di segala aspek kehidupan. Iya kita tahu sendiri zaman sekarang kebebasan berpendapat melalui tulisan dan lisan dijamin undang-undang. Ibarat kalau melintas di jalan tol tanpa ada tonjolan aspal rusak. Di era kebebasan ini, kita bebas bercuit ria memalui media sosial dan gosip ria dari mulut ke mulut. bukannya makin bijak dalam menyampaikan informasi malah makin bobrok. mungkin segelintir orang menilai bahwa ada beberapa pihak yang mengambil keuntungan atau sengaja numpang tenar dalam memperburuk keadaan. Efek buruk hoax ini sangat merugikan semua pihak terutama netizen dan korban 'hoax'. Nilai ele...

Eksistensi Mata Rantai Bullying Di Generasi Millenial

Image
Peristiwa bullying seakan tidak pernah habis dari kanal berita dan kehidupan sehari. Setiap hari bahkan setiap detik, kita menemui berita-berita di koran, internet dan media sosial dengan headline bullying. Seperti yang kita tahu bahwa bullying berasal dari kata ‘bully’ yang artinya menggertak. Bila didefinisikan secara panjang bullying ialah tindakan penggertakan, ancaman, agresi berulang secara fisik dan verbal kepada seseorang atau kelompok tertentu. Dalam bullying dikenal posisi superior (pelaku) dan inferior (korban). Dampak tindakan bullying ini menyebabkan gangguan psikis dan fisik yang dialami si korban dan efeknya mungkin akan dikenang seumur hidup oleh si korban. Bullying dapat terjadi pada semua orang, semua aspek kehidupan dan tidak mengenal mengenal lokasi. Tidak mengenal lokasi disini adalah bullying tidak memandang terjadi di Negara terbelakang, berkembang atau Negara maju sekalipun pada faktanya masih banyak peristiwa kekerasan diakibatkan bullying. Sepertinya bu...